Translate

Rabu, 01 Mei 2013

May Day

Akhirnya kita semua memasuki bulan Mei juga, ini adalah bulan favorit saya dari 12 bulan yang ada dan jika ditanya kenapa maka jawabanya bisa dilihat di profil saya. Hari pertama di bulan mei yang jatuh hari rabu juga diperingati sebagai hari buruh internasional atau yang biasa kita kenal dengan May Day. Sejarah hari buruh sendiri lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.(Wikipedia) di Indonesia sendiri selama beberapa tahun belakangan ini diperingati oleh berbagai serikat buruh/pekerja dengan aksi demonstrasi. Untuk tahun ini beberapa tuntutan buruh adalah penghapusan sistem Outsourcing, menolak kenaikan harga bbm, dan kenaikan upah.

Berbicara masalah upah Nilai upah minimum bulanan di Indonesia tahun 2012 hanya 161,3 dollar AS per bulan. Jumlah upah tersebut masih kalah dengan Thailand yang sudah memberi upah buruh sebesar 283,54 dollar AS per bulan. Melalui data yang diperoleh KSPI, upah minimum negara Asia dan sekitarnya, khususnya Indonesia, masih jauh tertinggal dibanding Australia yang sudah mencapai 3.901,89 dollar AS per bulan yang disusul dengan Selandia Baru sebesar 2.620,09 dollar AS per bulan dan Jepang 2.560,72 dollar AS per bulan (Kompas) . Namun upah buruh di Indonesia bukan lah yang terendah di ASEAN  upah buruh di Vietnam berada di kisaran Rp500 ribu sampai dengan Rp600 ribu jika dirupiahkan, sementara untuk upah di Kamboja bahkan dapat lebih rendah antara Rp200 ribu sampai dengan Rp500 ribu. Dua negara ini berada di bawah Indonesia untuk urusan upah buruh (neraca.co.id)

Ada beberapa hal yang saya pikirkan dan hendak saya sampaikan dalam tulisan ini mengenai masalah buruh ini. Beberapa tahun ini buruh meminta kenaikan upah hal ini juga mungkin diakibatkan karena kebutuhan hidup yang juga meningkat tetapi kemudian muncul pertanyaan apakah produktivitas buruh sudah sedemikian baik untuk dinaikkan upahnya atau lebih tepatnya apakah buruh akan lebih produktif jika upahnya dinaikan?. Ketakutan saya adalah ketika para pemilik modal tidak sependapat dengan tarif buruh yang menurut mereka terlalu tinggi dan memindahkan seluruh faktor produksi ke negara dengan upah buru yang lebih murah seperti Kamboja dan Vietnam, keuntungan kita saat ini mungkin peringkat investment grade dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sehingga kita masih dalam posisi yang diuntungkan. Ketakutan saya ini semoga tidak berdasar dan semoga tidak menjadi kenyataan.

Kita bisa belajar dari korea selatan masalah upah ini. negara yang tadinya pertumbuhan ekonominya di bawah Indonesia kini berubah menjadi kekuatan ekonomi Asia dan jauh meninggalkan Indonesia. Cara yang ditempuh para buruh di Korea Selatan adalah meningkatkan kemampuan mereka, disiplin dalam bekerja, belajar teknik-teknik produksi terkini sehingga mau tidak mau para perusahaan meningkatkan upah mereka dengan banyaknya pekerja yang belajar upah regional pun naik dengan sendirinya. Efeknya jelas penggaguran berkurang, pemerintah mendapat pajak penghasilan, hasilnya Infrastruktur membaik, dan negara Korea Selatan maju karena para pekerjanya melek teknologi (Undecover Economist). Intinya adalah buruh kita harus lebih disiplin, lebih produktif dalam bekerja dan diberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka. semoga pemerintah dan buruh bisa menemukan titik tengah masalah, karena apabila buruh sejahtera dan punya skill tinggi maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih tinggi dari sekarang. bukankah Fungsi Produksi itu Q= f (K,L) dimana L adalah Labour atau buruh, maka buruh adalah salah satu asset penting dalam ekonomi. Selamat hari buruh Internasional.