Globalisasi adalah kenyataan yang tak terelakan. Dunia semakin terkoneksi berkat revolusi informasi dan komunikasi. Sayangnya, globalisasi megidap problem-problem serius yang berakar dari ketidakseimbangan kompetisi antara yang lemah dan yang kuat. Dalam tulisan ini saya akan coba menuliskan kesimpulan yang saya ambil dari buku Josep E Stiglitz "Making Globalization Work".
Jika kita ingin globalisasi terwujud, dibutuhkan suatu sistem ekonomi internasional yang memberikan keseimbangan yang lebih besar antara kesejahteraan di negara-negara maju dan negara-negara berkembang: sebuah kontrak sosial global antara negara-negara maju dan berkembang. Hal-hal pokok adalah sebagai berikut.
1. Komitmen dari negara-negara maju untuk menuju sistem perdagangan yang lebih adil yang akan meningkatkan pembangunan.
2. Pendekatan baru terhadap kekayaan intelektual dan peningkatan riset, dengan terus memberikan insentif dan sumber daya untuk berinovasi, akan memunculkan pengakuan akan pentingnya akses negara-negara berkembang terhadap ilmu pengetahuan, perlunya menyediakan obat-obatan yang penting bagi keselamatan jiwa dengan harga yang terjangkau, dan hak-hak bagi negara berkembang untuk melindungi pengetahuan tradisional mereka.
3. perjanjian yang dibuat negara-negara maju untuk mengganti kerugian yang dialami negara-negara berkembang atas penggunaan lingkungan mereka, baik pelestarian keanekaragaman hayati maupun kontribusi pada pemanasan global melalui carbon sequestration
4. Sebuah pengakuan bahwa kita -negara-negara maju maupun berkembang- sebenarnya berbagi planet yang sang sama, dan bahwa pemanasan global merupakan ancaman nyata bagi planet ini, yang efeknya sangat berbahaya bagi mereka yang ada di negara-negara berkembang. Sehubungan dengan itu, kita harus mebatasi emisi karbon, kita harus mengesampingkan perselisihan tentang siapa yang seharusnya dipersalahkan dan mulai melakukan sesuatu.
5. Komitmen dari negara-negara maju untuk membayar secara adil atas eksploitasi sumber daya alam milik negara-negara berkembang -dan untuk memanfaatkannya tanpa meninggalkan warisan berupa lingkungan rusak
6. Pembaruan komitmen yang telah dibuat oleh negara-negara maju untuk memberikan bantuan bagi negara-negara miskin sebesar 0,7% PDB -kali ini disertai dengan serangkaian tindakan untuk memenuhi komitmen tersebut.
7. Perluasan perjanjian penghapusan utang pada juli 2005 untuk lebih banyak negara, karena aspirasi negara-negara untuk pembangunan banyak yang terhalangi oleh besarnya utang yang harus mereka bayarkan -begitu besarnya sehingga aliran uang dalam beberapa tahun terakhir ini bergerak dari negara-negara berkembang ke negara-negara maju.
8. Reformasi arsitektur keungan global yang akan mengurangi ketidakstabilan global-yang mempunyai efek fatal bagi banyak negara berkembang-dan mengalihkan lebih banyak risiko kepada negara-negara maju yang lebih baik kondisinya.
9. Reformasi institusional (legal) besar-besaran-misalnya untuk memastikan agar monopoli global tidak kembali muncul, untuk memberikan penanganan secara adil atas kompleksitas kebangkrutan lintas negara, baik kebangkrutan negara maupun perusahaan, dan mendorong multinasional untuk bertanggung jawab. misalnya atas kerusakan yang ditimbulkan pada lingkungan.
10. Jika negara-negara maju mengirimkan terlalu sedikit uang kepada negara-negara berkembang, mereka telah mengirimkan terlalu banyak senjata. Mereka telah mengambil bagian dan menjadi mitra dalam berbagai kasus korupsi. Dan dengan berbagai cara, mereka telah memperlemah tunas-tunas demokrasi. Kerukunan sosial global jangan sebatas ucapan di bibir mengenai pentingnya demokrasi, tetapi negara-negara maju seharusnya membatasi praktik-praktik yang memperlemah demokrasi itu sendiri dan melakukan sesuatu untuk mendukungnya -- khususnya melakukan lebih banyak hal dalam membatasi penjualan senjatan, kerahasiaan bank, dan penyuapan.
Itulah 10 kesimpulan dari buku "Making Globalization Work" seperti yang banyak disinggung diatas untuk globalisasi yang adil untuk semua, kita memerlukan komitmen untuk memajukan kehidupan kita bersama.
