Kurang dari 3 minggu
lagi masyarkat muslim Indonesia akan melaksanakan puasa di bulan ramadhan. Bersamaan
dengan itu masyarkat dipusingkan dengan kenaikan harga barang pokok atau biasa
kita sebut dengan Inflasi. Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) tingkat inflasi (MoM) sampai dengan bulan mei 2014 yaitu
sebesar 0,16 %. Menarik karena inflasi terjadi di hampir setiap tahun menjelang
masuknya bulan ramadhan jadi menarik kiranya penulis mengangkat topik bagaimana
teori ekonomi menjelaskan inflasi yang terjadi di awal masuknya bulan ramadhan.
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
Pengertian inflasi
menurut buku teori ekonomi makro yang ditulis Prathama Rahardja dan Mandala
Manurung ialah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan
terus-menerus. Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah
terjadi inflasi 1. Kenaikan harga 2. Bersifat umum 3.berlangsung terus menerus.
Tahun
|
Bulan Ramadhan
|
Kenaikan Inflasi
|
2011
|
Agustus
|
0,67 ke 0,93 %
|
2012
|
Juli
|
0,62 ke 0,70 %
|
2013
|
Juli
|
1,03 ke 3,29 %
|
2014
|
Juni
|
0,16 %
|
Menurut data yang
dikeluarkan oleh BPS inflasi terjadi hampir setiap tahun menjelang bulan
ramadhan, misalnya pada tahun 2013 menjelang bulan ramadhan inflasi pada bulan
juni ada di angka 1,03 % memasuki bulan ramadhan inflasi naik mencapai angka
3,29 %. Fenomena yang sama bisa kita lihat pada tahun 2011 dan tahun 2012.
Pada gambar diatas kita
bisa lihat terjadi pergeseran kurva dari
titik A ke titik B, tekanan permintaan output perekonomian bertambah, tetapi
disertai inflasi, dilihat makin
tingginya harga umum
.
Lalu bagaimana kurva
tersebut jika diinteprtasikan ke dalam kondisi inflasi menjelang bulan
ramadhan? Masyarakat Muslim Indonesia mempunyai kecenderungan untuk lebih
konsumptif menjelang bulan ramadhan, hal ini mempengaruhi banyak permintaan
terhadap barang yang ingin di konsumsi. Sudah menjadi tradisi menjelang hari
pertama bulan puasa akan banyak menu yang terdiri dari bahan makanan yang akan
disajikan menjelang dan ketika telah memasuki bulan ramadhan. Fakta ini sejalan
dengan data yang dikeluarkan BPS, inflasi menurut kelompok pengeluaran
menempatkan bahan makanan sebagai penyumbang inflasi terbesar pada bulan Juli
2013 disusul dengan makanan jadi,minuman. Faktor lainnya ada kecenderungan para
pedagang menumpuk barang sehingga terjadi kelangkaan yang menyebabkan kenaikan
harga barang,. Jika dikaitkan kurva diatas, peningkatkan permintaan bahan
makanan akan meningkatkan harga, karena di waktu yang bersamaan supplai bahan
makanan tidak mencukupi akan permintaan dari pasar atau dengan bahasa lain
pertambahan penawaran agregat, jumlahnya lebih kecil dibanding peningkatan
permintaan agregat.
Untuk tahun 2014
sendiri inflasi menjelang bulan ramadhan selain dipengaruhi oleh kelangkaan
barang, inflasi juga dipengaruhi oleh letusan gunung sinabung yang mempengaruhi
berkurangnya suplai bahan makanan pokok dari sinabung.
Demikianlah sedikit
penjelasan bagaimana teori ekonomi menjelaskan inflasi menjelang bulan
ramadhan. Penjelasan disini adalah
penjelasan sederhana, tetapi penulis berharap tulisan sederhana penulis bisa
sedikit menjawab keingitahuan awam ekonomi kenapa inflasi sering terjadi
dibulan ramadhan.