Translate

Minggu, 22 April 2012

Antara hari bumi dan pemikiran pak wid

Hari ini 22 april hampir semua masyarakat bumi merayakan hari bumi hari dimana kita diingatkan kembali agar kita tetap menjaga bumi yang kita tempati ini dengan tidak selalu mengeksploitasi kandungannya. karena bumi tidak ubahnya seperti makhluk hidup yang perlu dirawat agar bisa tetap bertahan  hidup. gerakan hari bumi sendiri mulai diperkenalkan oleh seoran amerika serikat yang juga senator Gaylord Nelson pada tahun 1970.

sementara di belahan bumi lain merayakan hari bumi dengan berbagai macam cara, dibelahan bumi lain tepatnya di asia tenggara lebih spesifik lagi di indonesia walaupun tetap antusias dengan hari bumi dengan banyaknya penulisan 'selamat hari bumi' di jaringan sosial. tetapi indonesia sendiri berduka karena kehilangan lagi salah satu putra terbaiknya Prof. Dr. Widjajono Partowidagdo. beliau adalah wakil menteri untuk bidang energi dan sumber daya mineral. banyak yang kehilangan sosok beliau karena keilmuan beliau yang mendalam dalam bidang sumber daya yang tak terbaharukan yaitu minyak bumi.

Mungkin tidak ada hubungan langsung antara hari bumi dan kematian pak wid (sapaan akrab beliau) tetapi ada kata-kata beliau yang mungkin ada kaitannya dengan hari bumi. pak wid sangat dikenal ketika pemerintah berencana untuk menaikkan harga BBM awal april lalu, beliau lah yang paling getol menjadi pembicara untuk rencana pemerintah ini. ada ide-ide segar yang akan diingat dari pak wid ialah pengurangan pemakaian BBM agar bisa dihemat dan dimasa mendatang indonesia bisa memanfaatkan energi yang melimpah di indonesia seperti panas bumi, gas, air, biodiesel, batubara dan lain.



Pak wid juga mecanangkan agar transportasi sebaiknya dibenahi secara baik agar masyarkat mau menggunakan transportasi umum dan tentunya ini sangat berdampak positif pada penghematan BBM dan akan berpengaruh ke peningkatan APBN kita yang tidak perlu repot lagi mensubsidi BBM (sebagai tambahan pak wid sering menggunakan transportasi umum ke tempat kerjanya). intinya ide-ide segar dari pak wid bisa membawa Indonesia menjadi negara yang mandiri di bidang energi di masa mendatang. ide-ide pemakaian panas bumi dan gas yang terbahurui tentunya juga akan lebih memperjang kesehatan bumi ini.
Selamat hari bumi dan selamat jalan pak wid semoga di terima di sisi allah s.w.t dan noga ide-ide segar mu, dapat terus dilanjutkan.

Jumat, 13 April 2012

Mengapa kita ingat wajahnya tetapi lupa namanya

Beberapa dari kita termasuk saya adalah tipe orang yang selalu ketika berkenalan dengan orang lain akan ingat akan wajah orang tersebut tetapi lupa akan namanya di kemudian hari. Banyak yang bilang hal ini berkaitan dengan fungsi kerja otak kita, jika kita yang mempunyai fungsi otak yang bekerja lebih banyak di bagian kanan, maka masalah ini akan sering kita jumpai. Namun, sebenarnya ada penjelasan lebih lanjut tentang mengapa kita ingat wajah seseorang tetapi lupa akan namanya di kemudian hari.

 

Nama tidak pernah tersimpan di dalam otak sebaik kita menyimpan citra wajah. Sebagian besar fungsi pada korteks visual diabdikan untuk mengenali wajah. Bahkan luapan citra dari departemen pengenalan wajah yang hiperaktif ini menyebabkan kita sering pada saat jatuh cinta melihat wajah si doi pada awan, kulit kayu, meja makan dan sebagainya. Nama tidak seberuntung  wajah. Bahasa adalah sebuah kecerdesan modern, baru ditemukan  sekitar 100,000 tahun yang lalu; otak tidak menyediakan ruang yang cukup besar untuk hasil perkembangan kecerdasan baru ini, sehingga pengalaman yang biasa terjadi adalah "kita ingat wajahnya, tapi lupa namanya." :)

Diambil dari buku Murphy's Law

Rabu, 04 April 2012

Banjir? yuk,Belajar dari kota bawah laut

Dua hari kemarin Jakarta dan beberapa kota penyangganya di landa hujan deras dari pagi sampai dengan sore konsekuensi dari hujan deras yang lama dan terus menerus tidak lain dan tidak bukan ialah munculnya kembali masalah klasik ibukota yaitu banjir. masalah yang sudah menjadi langganan masyarakat ibukota dalam siklus 5 tahunan.
Tentu saja banyak yang terganggu aktifitasnya karena efek dari banjir ini sendiri,salah satu yang paling banyak di "kicaukan" masayarakat ibu kota di media sosial online yaitu MACET hal ini berbuntut kepada terganggunya kegiatan ekonomi dengan kerugian diperkirakan milyaran rupiah. beberapa gambar dari banjir jakarta kemarin
 
foto-foto seperti diatas mungkin bukanlah sebuah pemandangan baru jika ibukota dilanda banjir. kita seakan-akan terbiasa akan hal ini. Walaupun pimpinannya sudah pindah ke "ahlinya" toh masalah banjir masih setia menemani kita dikala musim penghujan. tetapi apakah kita akan terus berada didalam kondisi seperti gambar diatas selama musim banjir datang?

Jika di saat sekarang masalah banjir belum juga kelar masalahnya. mari kita coba sedikit belajar dari kota yang ketinggiannya dibawah laut yang justru tidak pernah mengalami banjir karena sistem tata kotanya yang baik.
Amsterdam adalah ibukota dari negara belanda, negara ini pernah memiliki ikatan historis yang kuat karena pernah menjajah indonesia. mari kita tinggalkan sejarah tetapi yang perlu dicatat ialah kota amsterdam ialah kota dengan ketinggian dibawah laut. menurut sejarah dulu di amsterdam tidak ada daratan tetapi karena keinginan masyarakatnya yang ingin hidup di daratan maka munculah ide
"Kenapa tidak kita bendung saja lautan disekeliling kita ini? bukankah dengan begitu daratan akan muncul" dengan menggunakan teknik arsitektur yang berkembang akhirnya berdirilah kota amsterdam.konon Jakarta pada masa kependudukan Belanda juga ditata mirip dengan Amsterdam, yaitu untuk mencegah kebanjiran. Namun setelah bebas dari Belanda, pembangunan di Jakarta sangat agresif sehingga merusak tata kota yang baik dan benar. karena terlalu mengejar pembangunan kita lupa akan tata kota sehingga sampai sekarang kita mengalami banjir. 

coba bayangkan jika gambar diatas bisa diatur sedemikian rupa agar mirip dengan gambar kota amsterdam dibawah ini


 














 

 
maka kita bisa hidup dengan nyaman tanpa harus memikirkan banjir dan macet saat musim hujan tiba. pemerintah kota jakarta pun tak perlu memikirkan eksternalitas negatif dari banjir terhadap perekonomian. semoga pemimpin jakarta ke depan bisa mewujudkan jakarta tanpa banjir dan juga macrett.. :) semoga