Translate

Selasa, 27 Maret 2012

Another story of BBM

Seminggu belakangan ini kita sering mendengar berita rencana pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan mulai berlaku pada tanggal 1 april. Reaksi beragam muncul dari masyarkat terhadap kebijakan pemerintah ini. Bahkan ketika saya menulis tulisan ini dari pagi sampai sore  tadi di berbagai daerah indonesia terjadi unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM dengan alasan akan berdampak kepada kenaikan harga barang atau biasa kita kenal dengan inflasi.
Oke harus diakui kebanyakan masyarkat kita menolak akan kebijakan yang menurut masyarkat tidak bijak ini. Tetapi kemudian muncul pertanyaan kenapa pemerintah harus menaikan harga BBM, hal ini tidak luput pastinya akan kenaikan harga minyak dunia akibat dari embargo ekonomi amerika dan uni eropa terhadap iran yang dituduh mengembangkan nuklir. Padahal for you info iran adalah penghasil  kedua minyak terbesar di dunia setelah arab Saudi. Lalu apa hubungannya dengan harga BBM di indonesia, kenapa bensin itu bisa mahal. Setidaknya ini beberapa alasannya.

1. harga minyak mentah dunia meroket. Lebih dari 100 dollar per barrel. Indonesia memang penghasil minyak tapi seperti yang kita ketahui kalo yang kuasain sumur-sumur minyak itu kebanyakan perusahaan luar (chevron dll) jadi kalau pertamina mau mengelolah minyak itu maka pertamina harus beli juga loh. Kita juga Impor Arabian cruede oil buat produksi pelumas dan lilin serta aspal.
2. setelah mendapat cruede ternyata harus diolah kembali untuk jadi bensi dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain ribet, hrus di destilasi dan striping , setelah itu juga butuh di reforming  (penaikan bilangan oktan). Dan itu biayanya mahal. Butuh katalis (satu drum = 300 juta) padahal di reactor ada 700 m3 katalis yang berarti bisa ratusan drum. Dan itu diganti tiap bulan minimal 1 drum. Belum lama lagi butuh daya besar untuk bangkitin energi penjalan pabrik. (pengalaman dari seorang yang bekerja di pertamina refinery unit  3)

Jadi menurut hitung-hitungan kalo harga BBM bersubsidi menjadi 6000 an per liter itu sudah termasuk murah. Kenapa demikian karena harga mentahnya  saja 100 dollar per barrel (1 barrel = 1600 liter) berarti  1 liternya 5600 rupiah itu belum diolah. Harusnya harga  11000 dan dari 6000 pemerintah mensubsidi 5 ribu untuk 1 orang yang menggunakannya.
Saya disini bukan seseorang yang mendukung pemerintah. Tetapi menurut pendapat saya emang tidak ada  jalan lain untuk menjaga APBN kita tetap sehat. Lagian kalo memang seandainya naik kenapa kita tidak coba beralih ken angkutan umum yang dijamin pemerintah mendapat pengecualian dalam harga BBM, tetapi pemerintah juga harus membenahi infrastruktur. Untuk sekdar pencerahan saja, semoga berguna.. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar